Cabe jawa (Piper Retrofractum Vahl)

Cabe jawa atau disebut di daerah jawa dengan nama cabe jamu, jika di NTT disebut dengan nama buah sirih hutan karena secara fisik tumbuhan ini merambat, beruas menyerupai tanaman sirih. Tanaman ini dikenal dengan nama daerah lada panjang, cabean, cabe areuy, cabe sula, cabi jamo, cabe onggu, cabe solah dan cabai. Buahnya berbentuk bulir membulat dengan panjang sekitar 2-3 sentimeter. Saat masih muda buah cabai jawa berwarba hijau, tapi kemudian menjadi berwarna merah cerah saat buahnya tua. Tanaman ini juga sangat kuat karena bisa tumbuh didaerah kering berbatu, tanpa perawatan apapun bisa tumbuh liar dan menghasilkan banyak buah. Cabe jawa dapat tumbuh di daerah yang dingin dan panas serta tumbuh subur di tempat terbuka dan langsung terkena matahari. Cabe jawa memiliki nama ilmiah piper retrofractum vahl, karena buahnya yang berwarna merah cantik dan bentuknya yang merambat cabe jawa sering juga dimanfaatkan sebagai tanaman hias di pekarangan atau kebun. Cabe jawa lebih sering digunakan sebagai obat tradisional daripada digunakan untuk bumbu masakan seperti cabe biasa. Cabe jawa memiliki rasa yang pedas dan menghangatkan serta aroma khas harum menenangkan. Kandungan zat/senyawa pada cabe jawa antara lain : palmitic acids, chavicine, piperine, tetrahydropiperic acids, undecylenyl, methylenedioxy benzene minyak atsiri, piperidin, isobutyideka, dienamide, dan sesamin. Bagian tumbuhan yang sering digunakan adalah buahnya.

Manfaat dari cabe jawa antara lan :